Menguat 1,69%Sepanjang Mei, Rupiah Runner-up Asia

Sepanjang Mei, rupiah menguat 1,69%terhadap greenback Penguatan rupiah melambat, karena pada bulan sebelumnya mata uang Tanah Air mampu membukukan apresiasi lebih dari 9%.

Namun penguatan 1,69%sudah patut disyukuri.

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning sepanjang Mei:

Sepertinya penguatan rupiah didorong oleh arus modal asing di obligasi pemerintah alias Surat Berharga Negara (SBN). Sebab di pasar saham investor asing masih membukukan jual bersih ( net sell) Rp 8,82 triliun.

Sejak akhir April hingga 28 Mei, kepemilikan asing di SBN bertambah Rp 6,79 triliun. Aksi borong investor asing membuat imbal hasil ( yield) SBN seri acuan tenor 10 tahun merosot tajam 21,6 basis poin (bps) ke titik terendah sejak 18 Maret. Penurunan yield menandakan harga obligasi naik karena tingginya permintaan pasar.

Meski yield SBN dalam tren turun, tetapi tetap ‘seksi’ dibandingkan instrumen serupa di berbagai negara. Obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun cuma bisa memberikan yield 0,644%.

Dibandingkan dengan sejumlah negara berkembang Asia, yield SBN juga boleh dibilang sangat menarik. Obligasi pemerintah tenor 10 tahun di Singapura memiliki yield 0,825%. Sementara instrumen serupa di Malaysia memberi yield 2,954%, Filipina 3,166%, Thailand 1,16%, bahkan India 6,013%.

” Perbedaan suku bunga dalam dan luar negeri diukur dengan yield obligasi 10 tahun. Ini akan membawa aliran modal asing masuk ke depan,” kata Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia (BI), baru-baru ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA( aji/aji)

Cnbcindonesia.com.

Share this post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

scroll to top